Category Archives: dari hati ke hati

Lebaran

Lebaran atau Idul Fitri menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Kesempatan merayakan hari raya bersama dengan keluarga dan saudara. Menumpuk rindu selama satu tahun, dan melepaskannya di kesempatan lebaran.

Lebaran membawa rejeki bagi orang-orang di desa. Setiap orang yang mudik bisa dipastikan akan membawa uang dan membelanjakannya di kampung halaman. Prosesi mudik pun bisa menjadi malapetaka, sudah ratusan orang meninggal dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu karena kecelakaan. Namun dari tahun ke tahun jumlah kecelakaaan ini tidak membuat surut semangat untuk kembali ke desa.

Lebaran membawa maaf, dimana setiap orang menjadi ringan untuk meminta dan memberi maaf. Terlepas maaf itu tulus atau tidak. Kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman sebaya dulu, reuni. Kesempatan untuk mengenang masa-masa dulu. Kesempatan untuk mengenalkan tambahan orang di dalam keluarga, bisa istri/suami atau bayi-bayi yang baru saja lahir.

Lebaran menjadi kesempatan untuk naik jenjang sebuah hubungan, bisa lamaran bisa pernikahan. Mumpung keluarga semuanya berkumpul. Lebaran menjadi hal yang dinantikan, di saat anak-anak kecil menanti pemberian ‘uang saku’.

Karena sampai kapanpun, sepertinya lebaran akan selalu dinanti. Sampai nanti….

 

Tukar Uang Dolar ke Rupiah

Ini adalah pengalaman pertama saya dalam hal tukar-menukar uang kertas asing. Jadi ceritanya saya mendapatkan beberapa dolar dari kakak saya waktu saya nikah tahun 2011 lalu. Uang cuma ditaruh di kotak dan kemudian lupa sampai beberapa waktu yang lalu, saya diingatkan oleh kakak saya kalau uang kertas dolar tersebut jamuran. Sayangnya saya lupa tidak menfoto uang dolar tersebut. Lumayan parah jamurannya. Dan saya sempat khawatir uang dolar tersebut ditolak waktu ditukar di bank.

Singkat cerita, saya ke Bank Mandiri cabang Katamso, dan benar dugaan saya, uang kertas tersebut ditolak! Sempat agak panik, karena bagi saya lumayan besar juga nominalnya, apalagi pas nilai tukar dolar lumayan tinggi.

Akhirnya ke Bank BCA Katamso, telernya mengatakan cabang tersebut tidak menerima penukaran uang asing. Disarankan ke Bank BCA cabang sudirman, atau malah ke bank sebelah (maksudnya BII). Saya langsung ke BII, kata satpam alatnya rusak. Saya tidak paham alat apa yang rusak.

Keesokan harinya saya ke Bank BCA Sudirman Jogja, dan langsung menuju teler nomer 24 sesuai arahan satpam. Pertamanya mbak-mbak telernya juga ragu menerima atau tidak. Mbak-mbak tersebut memanggil mas-mas, sepertinya bagian valuta asing, untuk meminta pertimbangan. Beberapa kali uang dolar tersebut dimasukkan ke alat yang bentuknya kayak printer. Dan akhirnya mas-mas tersebut memutuskan menerima. Hore!

Kemudian saya menerima kertas kecil bertuliskan nilai tukar 1 dolar ke rupiah pada hari itu, yaitu Rp 10.125, dan nominal akhir penukaran dolar saya.. Alhamdulillah, lumayan. 🙂

Pelajaran yang bisa dipetik adalah jangan simpan uang dalam tempat yang lembab nanti bisa jamuran, lebih baik ditabung di bank saja. 😀

Permohonan Pasang Baru Online Listrik PLN

Awal bulan juni kemarin, saya mendapatkan mandat dari Ibu untuk memisahkan listrik dari ikut rumah Pakdhe, menjadi pasang listrik sendiri. Dan ketika membuka website PLN, saya menemukan form untuk pengajuan pasang baru online. Saya melakukan googling, ternyata ada beberapa orang yang sudah memanfaatkan fasilitas tersebut.

Jadilah saya pun mencoba mendaftar lewat form permohonan pasang baru listrik PLN tersebut. Tertanggal 4 Juni 2013 saya mendaftar, dan tanggal 12 Juni 2013 saya membayar biaya pemasangan listrik melalui ATM BCA. Hari berikutnya konfirmasi ke 123, pembayaran sudah diterima dan diminta untuk menunggu selama 10 hari kerja.

Tapi setelah 10 hari kerja, tidak juga ada konfirmasi apalagi pemasangan listrik. Di web pengecekan status pemasangan, hanya tercatat sampai proses pembayaran dan belum ada status lanjutan.Saya pun tercatat 3 kali telepon ke 123, dan 2 kali mention ke akun twitter PLN. Dan jawabannya hanya sudah dibuatkan laporan ke unit terkait. Tanpa pernah tau bagaimana kelanjutan penanganannya.

Setelah menunggu hampir satu bulan, 9 Juli 2013 kemarin saya ‘berkunjung’ ke Kantor PLN di daerah gedongkuning Jogjakarta. Dan dijawab sama mbak CS-nya diminta untuk menunggu (lagi), karena katanya status di sistem sudah ada surat perintah kerja.

Dan benar, sore harinya ada telepon dari orang PLN yang menanyakan posisi rumah. Akhirnya pada tanggal 10 dan 11 Juli 2013 dilakukan proses pemasangan. Dan sekarang sudah selesai.

Begitulah cerita saya.. adakah yang sudah pernah mencoba pasang baru listrik dan mengalami hal yang sama atau bahkan berbeda?

Susah untuk Ngeblog

Entah sudah berapa kalinya saya mencoba untuk konsisten menulis, tapi sepertinya semangat hanya pada awalnya saja. Perlahan tapi pasti semakin meredup.

Ide untuk tulisan pun seakan tidak ada. Bingung. Musnah. Lalu apa yang harus saya tuliskan?

Update tulisan pun kalah dengan update core dan plugin wordpress yang saya gunakan.

 

Konsisten Ngeblog

Dulu awal-awal saya mulai mencoba ngeblog, bisa memposting lebih dari satu post dalam sehari. Tapi semakin lama menjadi semakin susah untuk menemukan bahan untuk ditulis.

Apalagi dengan semakin maraknya microblogging semacam twitter, menjadikan hasrat menulis semakin redup. Konsisten ngeblog memang susah.

Jadi pengen nulis posting apa ya hari ini?

Pengguna Jalan di Yogyakarta

Sekitar tahun 2002-2005, masih banyak orang di daerah Bantul yang bersepeda kalau mau pergi ke kota yogyakarta. Setiap pagi dan sore, beriringan di jalan yang kadang sampai membuat jalan padat. Perlahan tapi pasti, pengguna sepeda ini pun semakin jarang. Dengan semakin mudah dan murahnya kendaraan bermotor, apalagi kemudahan mengajukan kredit, pertumbuhannya semakin cepat melesat.

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor ini sejalan dengan kemacetan di Yogyakarta. Dulu saya bisa hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari daerah Srandakan, Bantul bagian paling selatan, menuju kota yogyakarta untuk sekolah atau kuliah. Sekarang membutuhkan waktu sekitar 60 menit.

Continue reading

Person Of Interest

Person of Interest

Person of Interest

Dalam dua minggu terakhir ini saya ketagihan nonton serial “Person of Interest”. Person of Interest ini bercerita tentang sebuah sistem yang diciptakan dan digunakan oleh pemerintah Amerika untuk memonitor semua percakapan telepon, email, SMS, dan juga CCTV. Sistem tersebut akan melakukan analisa kemudian mendeteksi dini kemungkinan-kemungkinan adanya kejahatan.

Semua jenis kejahatan sebenarnya dideteksi oleh sistem tersebut. Baik percobaan pembunuhan, pencurian, dan lain sebagainya. Tetapi yang dianggap relevan oleh Pemerintah hanyalah kejahatan terorisme, dengan alasan sistem dibuat untuk melindungi semua orang, bukan melindungi orang per orang. Karena alasan tersebut pembuat sistem itu, Harrold Finch, merasa terpanggil untuk mencegah kejahatan-kejahatan yang dianggap tidak relevan tersebut.

Dengan merekrut seorang mantan agen CIA, John Reeze, mereka berdua bekerja sama untuk mencegah dan menyelamatkan orang-orang yang dideteksi oleh sistem dalam bahaya atau berpotensi membahayakan orang lain. Sistem ini berkomunikasi satu arah, dengan memberikan Social Security Number orang yang sedang dalam keadaan bahaya, atau berpotensi membahayakan.
Continue reading

Mutasi SIM C : Bantul – Kota Yogyakarta

KTP saya tahun lalu berganti dari warga kabupaten Bantul menjadi warga Kota Yogyakarta. Konsekuensinya adalah surat-surat lain juga harus mengikuti. Dan salah satunya adalah mutasi Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari kabupaten bantul ke kota yogyakarta.

Proses yang pertama adalah mencabut berkas di Polres Bantul. Sesampainya saya di Polres Bantul langsung menuju tempat pelayanan SIM dengan membawa dua lembar fotokopian KTP dan SIM. Dua lembar fotokopian tersebut diserahkan ke Loket Perpanjangan SIM. Setelah menunggu sekitar 45 menit, berkas sudah bisa diambil.

Proses yang kedua adalah memasukkan berkas ke Poltabes Yogyakarta. Tahap yang pertama adalah ke bagian pendaftaran dengan membawa berkas mutasi, dua fotokopian KTP dan SIM,  serta surat keterangan sehat dari dokter. Tahap kedua adalah membayar di Loket BRI sebesar Rp. 75.000. Setelah itu menyerahkan berkas ke Loket Perpanjangan SIM. Menunggu sekitar 20 menit, kemudian dipanggil untuk foto dan diambil contoh sidik jari dan tandatangan. Dan tak berapa lama, SIM sudah bisa diambil. Proses di poltabes ini kurang lebih 40 menit.

Jadi sebenarnya proses mutasi itu tidak begitu lama. Seperti kata petugas di Polres Bantul, “Pun sakniki ditenggo, sik penting sabar”. 🙂