Pemilu kali ini, dikenalkan metode baru, bukan coblos seperti yang sudah dilakukan dalam periode-periode pemilu sebenarnya, tapi KPU memperkenalkannya dengan istilah contreng. Saya merasa aneh ketika mendengar istilah contreng. Saya lebih bisa menerima istilah centang.
Dan akhirnya saya menemukan Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) online dari Pusat Bahasa Depdiknas, dari sana saya mendapatkan infromasi bahwa Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikenal dengan sebutan KBBI terbit pertama 28 Oktober 1988 saat Pembukaan Kongres V Bahasa Indonesia. Sejak itu kamus tersebut telah menjadi sumber rujukan yang dipercaya baik di kalangan pengguna di dalam maupun di luar negeri. Setiap ada permasalahan tentang kata, KBBI selalu dianggap sebagai jalan keluar penyelesaiannya. Selain muatan isi, KBBI memang disusun tidak sekadar sebagai sumber rujukan, tetapi menjadi sumber penggalian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peradaban Indonesia.
dan saya pun mencoba mencari kata contreng, tapi apa yang terjadi?
Mungkin KPU lebih baik menggunakan istilah centang yang terdaftar dalam KBBI,
emm.. akibat penggantian sistem dari coblos jadi contreng, maka kejadian seperti ini sering terjadi,
pertamax!!
walah… bener juga ya… tak rasak2ne kok rodo aneh kata2 contreng..kayaknya contreng itu masi bersifat kedaerahan.. tapi yo piye meneh wes terlanjur kadung..
ho’oh tuw, dah bahasanya Gak baku, alternatif Contreng pun bisa makan biaya bnyak terutama pengadaan pena di tiap TPS. Byangin klo Coblos kan cuma modal paku (praktis juga,soalna sekali coblos kan bisa tembus 3 lembar)…
waakakkakakakakak! ya namanya juga KPU secara tidak langsung mereka berusaha membumi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek gaulnya masyarakat.. xixixiixixi ilustrasinya lucu!
masak sih? trus contreng tu bahasa mana gan?
@capoenk: sebenarnya daerah mana sih? jogja kayaknya ga ada contreng…
@buzzi: ya kan biar lebih banyak yang dikorupsi buz.
@senoaji: loh harusnya karena KPU itu lembaga pemerintah menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar mas dab..hehe
@iben: ga tau mas dab..
kata om nagabonar.. APA KATA DUNIA?
saia juga bingung gan….
mau CONTRENG atau CENTANG….
sudut yang baku itu sebenarya berapa drajat y?????
@jihad: haha
@salakberduri: wah.. kayaknya 30 derajat jan.. ga boleh kurang.. ga boleh lebih..
Contreng..centang..apalah itu..
Menurutku bikin makin ribet aja..kasian mbah2,para tunanetra,
Yg dulunya tgl pgang paku tz coblos,asal ‘digenahke’ petugasnya,eh skrg hrus dibantu nyontreng..
Tapi,apapun namanya,kita ya harus sukseskan pemilu to yo om…
karena secara pengcapan. contreng itu kalo dalam pelafalan itu satu ucapan…
kalo centang khan bisa macem2:
centang—->centhang
centang—->centang
kalo contreng hanya satu lafal, kecuali kalo uwonge celat..
selain itu juga terkesan lebih menekan dalam pelafalan…
hanya pendapat lho mas daptz…
hehehe
jangan Centang – centang asal contreng…..fuh, pemilu2 oh pemilu..Contreng kan lebih keren Mas Depth..kya dalam kalimat “Muka serdadu dicontreng -contreng sebelum latihan perang2an.” =))
@maharani: saya belum punya pilihan…mau beli??looooooooooooooh… haha
@fattah: haha,.,, wis manut ah…
@arip: hahaha… keren tapi ga baku mas dab.. 🙂
teliti bener gan… 🙂
masalahnya aneh banget gan kata-katanya.. contreng..haha
sosialisasi pemilu ya bro, pokok e manteb deh
mari kita ciptakan pemilu damai..halah..hehe