Category Archives: computer related

Mencoba Wireless Neckband Speaker, Sony SRS NB-10

Sudah sekian lama saya menjalani kerja remote, yang melibatkan begitu banyak meeting di keseharian. Dan di sekian lama itu pula saya terbiasa menggunakan earphone berkabel maupun TWS. Dan ini berlangsung berjam-jam dalam sehari karena biasanya kerjaan memang estafet dari meeting ke meeting.

Pemakaian earphone/tws dalam jangka waktu yang cukup lama membuat tidak nyaman juga pada akhirnya. Dan juga sepertinya tidak baik bagi kesehatan telinga.

Continue reading

Ganti Keyboard

Sudah sekian lama, setup laptop saya adalah posisi laptop selalu dalam keadaan tertutup, karena ada problem dan saya menggunakan external monitor, external keyboard, dan external trackpad.

Dalam sebulanan terakhir, keyboard yang saya gunakan, Logitech K380, sering mengalami masalah ketika akan dihubungkan dengan laptop saya. Pada saat begini, solusinya keyboard direset, dan dikonfigurasi ulang di laptop. Ini memang menyelesaikan masalah, tapi nanti akan terjadi kembali.

Logitech K380

Dan semingguan yang lalu, permasalahan keyboard menjadi semakin parah, dengan sering seakan terpencet. Dan tombol/key yang terpencet pun random.

Sudah cukup lama juga saya gunakan, sejak Agustus 2019, hampir 2,5 tahun. Akhirnya saya memutuskan untuk ganti keyboard external.

Continue reading

Kerja Remote

Kerja Remote bisa diartikan bekerja tetapi tidak di kantor. Pilihan tempat kerja bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, bisa di rumah, di working space, cafe dan lain sebagainya.

Dengan kondisi pandemi seperti saat ini, semakin banyak orang yang kerja remote, atau saat ini lebih dikenal dengan kerja dari rumah (work from home).

Bagi yang bekerja di bidang IT, perubahan dari kerja di kantor menjadi kerja remote umumnya tidak menjadi masalah yang besar karena hampir semua pekerjaan bisa dilakukan secara remote. Untuk bidang pekerjaan lain kemungkinan perlu penyesuaian yang lumayan untuk bisa mendukung kerja remote.

Continue reading

Update mengenai Layar Laptop

Beberapa waktu yang lalu saya memposting mengenai masalah pada layar laptop saya, sehingga pada akhirnya saya menggunakan laptop stand, dan monitor external.

Setelah sekian lama laptop saya tidak dibuka, akhirnya saat weekend saya berkali kali menggunakan layar laptop karena posisi tidak di rumah, dan sejauh ini berjalan normal.

Garis-garis tidak muncul, dan juga blok hitam juga tidak muncul. Saya menduga, layar laptop membutuhkan waktu istirahat sampai akhirnya bisa pulih kembali. Semoga saja dugaan saya itu benar adanya, dan layar laptop saya sehat kembali.

Laptop

Dan saya membuat postingan ini langsung dengan membuka laptop, tidak menggunakan monitor external. 😀

Layar Laptop Bermasalah

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba muncul garis-garis di layar laptop saya. Garis-garis ini awalnya samar, dan biasanya hilang dengan sendirinya.

Akan tetapi lama kelamaan, semakin jelas terlihat, dan cenderung nge-blok berwarna hitam pekat. Saya awalnya menduga ini tanda-tanda flexgate, yang memang menjadi known issue untuk seri laptop yang saya gunakan.

Tapi setelah mencoba mencari-cari penyebabnya, ternyata lebih disebabkan oleh panas yang tidak tertangani dengan sempurna sehingga mempengaruhi proses display di layar.

Awalnya saya mencoba untuk memasukkan ke service-an agar dibersihkan daleman laptop. Dan ini lumayan mengurangi juga. Saya juga membeli cooling pad dan juga kipas angin kecil khusus. Ini cukup membantu sementara waktu.

Continue reading

Amankah data di penyimpanan awan (cloud) ?

Konsep penyimpanan data di awan semacam dropbox, iCloud (layanan penyimanan awan dari Apple) , dan berbagai macam layanan serupa sudah lama ada. Kenyamanan dalam sinkronisasi data menjadi alasan pendorong banyaknya pengguna layanan ini, termasuk saya sendiri. Saya termasuk pengguna aktif Dropbox dan Google Drive untuk menyimpan file-file. Sedangkan iCloud untuk sinkronisasi kontak, dan catatan. Selain itu saya juga menggunakan Google Calendar untuk sinkronisasi kalender.

Saya pernah mencari dokumentasi/rilis resmi dari masing-masing produk yang saya gunakan terutama tentang keamanannya. Namun, sebagaimana sebagian besar pengguna lainnya, saya akhirnya tidak ambil pusing dengan hal tersebut karena saya pikir data saya yang saya simpan disana juga ga rahasia-rahasia amat. 🙂

Dan beberapa hari yang lalu, sempat heboh mengenai bocornya dokumentasi pribadi artis-artis ternama dunia yang diduga berasal dari akun iCloud pribadi masing-masing artis. Memang ada fasilitas dari Apple yang akan membackup data foto/video dari masing-masing device ke iCloud. Foto/video ini akan disinkronisasi dengan device-device lain yang mempunyai akun iCloud yang sama. Sehingga pengguna tidak perlu mengirim foto/video antar device yang dimilikinya. Foto yang diambil dengan kamera di iPhone, akan ada juga di iPad. Begitu pula sebaliknya. Tetapi saya dari awal memilih untuk mematikan fitur tersebut sejak saya menggunakan iOS.

Kejadian ini menjadi peristiwa jebolnya keamanan iCloud yang kedua bagi Apple. Pada tahun 2012, Matt Honan pernah menjadi korban. Dengan menggunakan akun iCloud yang dihack, maka semua data di device apple miliknya dihilangkan secara jarak jauh (remote wipe) oleh cracker. Walaupun sejak saat itu tentunya Apple meningkatkan keamanan iCloud, namun ternyata masih saja ada potensi lubang keamanan yang dijebol.

Saya yakin setelah ini pun Apple dan berbagai penyedia penyimpanan awan akan memperkuat sistem keamanannya. Namun tentunya kita tetap harus selalu waspada. Sebisa mungkin menghindari menyimpan data-data pribadi yang sensitif dan rahasia di layanan online.

Membuat Open Source Software ?

Konsep open source software yang saling berbagi dan berkolaborasi dalam membuat sebuah software sangat mendukung konsep salah satu amal jariah dalam agama Islam, yaitu ilmu yang bermanfaat. Dari sebuah sebuah software opensource, kita dapat belajar banyak dari software-software opensource. Dan konsep berbagi kembali tentang apa yang dipelajari seakan menjadi ruh dari opensource. Kontribusi kembali itu penting.

Saya bukan ahli agama yang bisa mengeluarkan fatwa, tapi dari konsep opensource ini menurut saya sudah bisa menjadi dasar, bahwa saling belajar, saling berbagi akan memberikan manfaat yang banyak. Semakin banyak yang berbagi, semakin banyak pula ilmu yang bisa dimanfaatkan semua orang, tanpa terkecuali.

Namun harus saya akui, sampai sekarang kontribusi kembali saya sangatlah minimal. Saya kembali teringat mengenai opensource ini setelah membaca posting “ OPEN SOURCE MADE ME THE MAN I AM“.  Berikut beberapa quote yang saya ambil dari posting tersebut:

“You do not release OSS just for fame (and money). Maybe at the beginning that was the intention but once you get involved you understand that you are doing much more.”

“the more I develop open source the more I appreciate other open source software and get addicted to it. I understand what it means to code for security and, most notably, the importance of user (and my) privacy.”

I can safely say that Open Source made me a better man and encourage you to release your code under an open source license, because if it worked for me it will very likely work for you too.”

Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari opensource software, melebihi dari apa yang dipikirkan. Posting tersebut membuat pertanyaan sendiri ke dalam diri saya, kapankah saya akan mulai membuat sebuah opensource software? 😀

Mencoba Bahasa Pemrograman C#

Dalam dua project craftechno yang baru saja selesai dikerjakan, saya mencoba menggunakan  bahasa pemrograman C# yang dikembangkan oleh Microsoft dalam .Net framework. Ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan bahasa C#. Namun ternyata tidak terlalu susah untuk beralih karena secara umum mirip dengan Java dan PHP.

Saya menggunakan SharpDevelop sebagai IDE. Secara umum, SharpDevelop ini mirip dengan Microsoft Visual Studio. SharpDevelop merupakan project opensource, dan gratis digunakan. File installernya pun hanya sekitar 15MB saja. Tampilan SharpDevelop memudahkan bagi pemula. Mudah dipahami dan digunakan.

Dalam project tersebut, hal yang menurut saya menantang adalah pembacaan serial port dan juga printing. Namun ternyata tidak sesulit bayangan saya karena di dalam C# sudah disediakan berbagai fungsi bawaan yang tinggal menggunakannya saja. Hal lain yang membuat saya bingung adalah penggunaan datagridview. Antisipasi perilaku user di dalam datagridview yang sangat bermacam-macam bisa menyita waktu. 😀

Selebihnya saya bisa merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan C#. Penataan user interface tinggal geser dan klik-klik di SharpDevelop. Proses export ke format excel pun mudah saja dilakukan. Jadi bahasa pemrograman C# bisa menjadi alternatif yang optimal  untuk membuat aplikasi desktop di sistem operasi Windows.

Ingin order software desktop di sistem operasi Windows? Bisa langsung ke halaman kontak. hehehe 😀