Handphone Nokia Asha adalah handphone (HP) yang menjadi target pengganti kalau misalnya Nokia E61i wafat. Saya bukan penggemar android, maupun iPhone. Menurut saya masih terlalu kompleks untuk sebuah handphone. Mending yang simpel-simpel saja.
Saya bukan penggemar touch screen. Saya sangat menyukai keypad qwerty yang menurut saya jauh lebih nyaman dipakai. Dan sampai saat ini saya masih berprinsip, handphone harus termanfaatkan secara penuh. Bukan demi gengsi, tapi demi fungsi. 😀
Setelah saya menulis bahwa konon kabarnya ada yang mau membelikan saya handphone (HP)  yang bisa Whatsapp-an, hari senin malam kemarin sekitar jam 21.00 ada dua orang yang tiba-tiba tanpa angin tanpa hujan datang. Mereka adalah lupek dan sigit. Lupek berkata dia datang untuk menepati sumpah janjinya membawa HP Nokia Asha 210 dual SIM berwarna hitam. Alhamdulillah.. 😀
Nokia Asha 210 mempunyai fungsi dasar yang memenuhi kebutuhan saya. Walaupun jaringan maksimal hanya EDGE, tapi ya masih bisa dipakai dengan nyaman kalau hanya untuk komunikasi whatsapp maupun kadang buka twitter. Saya lebih banyak melakukan aktifitas browsing melalui laptop maupun tablet.
Fitur yang unik dan mungkin nanti bermanfaat adalah bisa “Simulate Call”. Membuat seakan-akan ada telepon masuk, lengkap dengan settingan siapa yang menelpon dan nomernya! Ini bisa diseting dengan jadwal ataupun dengan shortcut key. Bisa dimanfaatkan kalau-kalau butuh ‘kabur’ dari suatu kondisi yang tidak menyenangkan. 😀
Dan saya masih menggali potensi-potensi dari Nokia Asha ini. Akan saya postingkan kalau menemukan hal menarik lainnya. 😀