Tahun 2021 sudah berjalan setengah. Bulan-bulan depan sudah menuju akhir tahun. Apa yang sudah terjadi di tahun ini?
Continue readingCategory Archives: dari hati ke hati
Kerja dari Rumah
Awal tahun ini, dunia dikejutkan dengan munculnya satu penyakit jenis baru yang kemudian dikenal dengan COVID-19. COVID-19 membuat berbagai penyesuaian kehidupan sosial harus dilakukan, termasuk dalam bekerja.
Kantor tempat saya bekerja menerapkan kerja dari rumah sejak pertengahan Maret, setelah diumumkan ada kasus di Indonesia. Kantor sebenarnya masih buka, tapi kedatangan ke kantor menjadi tidak diwajibkan, dan malah disarankan untuk bekerja dari rumah.
Dan sejak pertengahan Maret tersebut, praktis saya tidak berangkat ke kantor, semua pekerjaan dilakukan dari rumah. Karena pekerjaan saya dan tim memang sangat memungkinkan untuk dikerjakan secara jarak jauh, jadi tidak terlalu membutuhkan banyak penyesuaian.
Continue readingSebuah Cerita di 2018
Tahun 2018,
Diawali dengan ganti laptop, dimana saya berencana akan membuat review, tapi sampai sekarang masih sebatas wacana. 😀
Beberapa impian dan target sudah tercapai di tahun 2018 ini, sebagian masih dalam proses, dan sebagian lain masih belum dimulai. Ada cicilan yang sudah lunas, beberapa cicilan lain yang masih berjalan. 😀
Sebenarnya ada banyak cerita, tapi kok malas bingung bagaimana menceritakannya.
Ya sudah, begitu saja. Semoga tahun depan menjadi tahun yang lebih baik. Amin.
2017 (2)
Tahun 2017, sebentar lagi akan berakhir. Dan di tahun ini pula, blog ini semakin sedikit post-nya. 😀
Ada banyak cerita yang sudah terjadi di tahun ini. Banyak suka dan duka. Banyak pelajaran baru. Banyak ilmu dan pengalaman baru. Banyak teman baru. Ada tambahan lingkungan baru.
Di tahun 2017 ini, beberapa impian saya yang pada awalnya tidak terbayang bisa terwujud, akhirnya bisa tercapai. Alhamdulillah, sungguh tidak disangka-sangka.
Semoga di tahun 2018 yang akan datang, kembali bisa menggapai impian-impian dan cita-cita lainnya.
Amin.
Rindu Social Media yang Dulu
Gegap gempita berita politik dan juga hal-hal terkait agama, menjadi posting mayoritas di berbagai social media beberapa tahun terakhir ini. Tak ketinggalan berita-berita hoax yang terkait dengan kedual hal tersebut pun menjamur dan tidak terbendung. Begitu reaktif para netizen mengomentari maupun sharing berita maupun tulisan yang terkait dengan politik dan agama.
Tanpa disadari pun, kedua hal tersebut pula yang menjadi pemicu perdebatan tak berujung. Dan menjadi lahan bisnis kebencian. Akhirnya, menurut saya, membuat ‘suasana’ social media menjadi tidak nyaman lagi. Sudah banyak teman yang saya hide atau mute, karena postingan-postingan mereka menurut saya terlalu provokatif, dan membuat perasaan saya yang membacanya menjadi tidak nyaman.
Memang setiap postingan menjadi tanggung jawab masing-masing dan merupakan hak kebebasan berpendapat. Tapi kok menurut saya sekarang sudah kebablasan.
Saya sampai saat ini masih berpendapat, agama dan politik adalah hal yang pribadi, dan sebaiknya didiskusikan di group-group terbatas dimana memang anggota-anggota group tersebut sudah siap berdiskusi, dan bukan di wilayah umum, seperti status, tweet, dan lain sebagainya.
Saya merindukan social media yang dulu, ketika postingan terbanyak adalah pamer foto-foto liburan, pernikahan, maupun kelahiran bayi, bahkan jualan barang-barang. Atau saat dimana postingan lebih banyak mengenai kegalauan. Memang saat ini masih ada juga yang posting mengenai hal tersebut, namun sepertinya kalah pamor dengan yang posting politik dan agama.
Sepertinya saya harus memperpanjang puasa social media dan masih harus menahan kerinduan tentang kenyamanan social media yang dulu pernah ada.
2016
Tak terasa beberapa jam lagi, 2016 akan segera berlalu. Dan 2017 akan segera datang.
Selamat Tahun Baru 2017.
Bisnis Kebencian
Seiring dengan populernya berbagai macam kanal social media, semakin mudah juga untuk seseorang mempostingkan sesuatu. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut lantas membuat segelintir orang memanfaatkannya menjadi sebuah bisnis. Yaitu bisnis kebencian.
Bisnis ini memanfaatkan media seperti facebook fans page, website, twitter, dan berbagai macam media lain dengan cara membuat potensi konflik atau perbedaan pendapat yang akan selalu dijaga agar terus menerus tidak bisa akur.
Bisnis ini selalu menggunakan bahasa yang provokatif, mencari-cari kesalahan, memutar-balikkan fakta, menyebarkan hoax, dan (sering kali) membawa-bawa dalil agama. Dan kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian besar begitu reaktif akhirnya bisa membuat posting tersebut menjadi viral. Menyebar tanpa bisa dibendung. Menghasilkan trafik ribuan, klik ribuan, di-share ribuan, dan menghasilkan ribuan komentar pula, baik yang pro maupun kontra. Dan berakhir dengan bertambahnya pundi-pundi kekayaan para pelaku bisnis ini.
Cara-cara tersebut selalu diulang, dan bisa dikatakan selalu berhasil. Kalau diprotes, akhirnya menyebarkan klarifikasi. Tetapi klarifikasi atas sebuah posting kebencian tidak akan pernah seviral posting kebencian itu sendiri. Dan besok-besok akan diulang kembali.
Sampai kapan hal ini akan terus terjadi? Sampai kapan bisnis kebencian ini akan tetap laku?
Selamat Idul Fitri 1436 H
Jalanan di kota Yogyakarta sudah mulai ramai oleh pemudik. Antrian kendaraan yang biasanya hanya terjadi saat malam minggu, kini terjadi beberapa hari terakhir ini walaupun bukan weekend. Ya, karena memang lebaran, idul fitri 1436 H, sudah menjelang.
Arti lebaran bagi sebagian orang mungkin saja juga berarti pulang. Pulang menuju kampung halaman. Bagi saya yang memang asli Srandakan, Bantul, Yogyakarta, mudiknya pun hanya ke Srandakan dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dari kota Yogyakarta.
Di sisi lain, lebaran juga bisa berarti pertemuan. Bertemu dengan keluarga, yang mungkin memang hanya setahun sekali itu bertemu. Walaupun saat ini begitu populer social media, video call, dan lain sebagainya, tetapi teknologi sampai saat ini belum mampu untuk menggantikan rasanya bersalaman, berpelukan, dan belum dapat menggantikan getaran rasa haru saat meminta maaf dan restu.
Dan melalui posting ini saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1436 H, Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Alloh SWT menerima ibadah kita, dan mengampuni dosa-dosa kita. Dan semoga kita masih dipertemukan dengan ramadan dan lebaran di tahun depan. Amiin.